Fakta Gempabumi dan Antisipasinya Jika Terjadi
Gempabumi merupakan fenomena alam yang sangat kuat yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, mata pencaharian, dan barang berharga lainya.
Kendati efek yang ditimbulkan oleh gempabumi dapat merugikan manusia, namun di satu sisi gempabumi juga membantu pembentukan lanskap planet bumi ini.
Kekuatan yang dihasilkan dari gempabumi juga membentuk sebagian pegunungan terjal, lembah yang subur, dan bahkan menentukan kontur dari suatu benua.
Berikut sejumlah fakta menarik terkait gempabumi yang berhasil kita rangkum berdasarkan temuan para ahli di bidangnya masing-masing:
Mereka juga tidak selalu bergerak secara perlahan — ketika tekanan terbentuk di dalam lempeng dari waktu ke waktu, hingga kemudian dengan seketika mereka bergerak dengan jarak yang signifikan, maka gempabumi akan terjadi.
Gempabumi yang berbeda terjadi pada berbagai kedalaman. Sebagian berada tepat di bawah permukaan dan sebagian lainnya berada di dalam kedalaman hingga 800 km (500mil) di bawah permukaan.
Kendati demikian, mayoritas gempabumi yang terjadi berasal dari lokasi yang kurang dari 80 km (50mil) dari permukaan.
Namun dengan cara menganalisis data statistik, para ilmuwan dapat memberikan jarak dan rentang umum kemungkinan akan terjadinya gempa di daerah-daerah rawan gempa.
Misalnya, ilmuwan dapat mengandaikan bahwa ada kemungkinan dari 70% akan terjadi gempa di sepanjang garis patahan tertentu dalam 50 tahun kedepan.
Korban yang ditimbulkan akibat gempa di China itu sendiri menewaskan lebih dari 800.000 jiwa. Kemudian pada tahun 1976, gempabumi juga telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa. Kebanyakan orang yang meninggal dikarenakan tertimpa reruntuhan bangunan.
Hal ini lah yang kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km/jam di lautan. Kemudian saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 km/jam.
Meskipun kecepatanya berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan dan hilangnya banyak nyawa.
Nah, yang paling penting dari itu semua justru adalah antisipasi apa yang bisa kita lakukan sebelum, sesaat dan setelah terjadinya gempabumi. Berikut penjelasan resmi dari BMKG:
Kendati efek yang ditimbulkan oleh gempabumi dapat merugikan manusia, namun di satu sisi gempabumi juga membantu pembentukan lanskap planet bumi ini.
Kekuatan yang dihasilkan dari gempabumi juga membentuk sebagian pegunungan terjal, lembah yang subur, dan bahkan menentukan kontur dari suatu benua.
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi
— bmkg.go.id
Fakta Ilmiah Tentang Gempabumi
Photo by NOAA on Unsplash |
Berikut sejumlah fakta menarik terkait gempabumi yang berhasil kita rangkum berdasarkan temuan para ahli di bidangnya masing-masing:
1. Gempa biasanya terjadi di dekat batas lempeng
Gempabumi terjadi di sepanjang perbatasan tektonik. Bumi yang kita huni ini memiliki tujuh lempengan besar. Lempeng ini tidak terpaku, mereka saling bertabrakan dan menjauh atau bergeser melewati satu sama lain di sepanjang jalurnya.Mereka juga tidak selalu bergerak secara perlahan — ketika tekanan terbentuk di dalam lempeng dari waktu ke waktu, hingga kemudian dengan seketika mereka bergerak dengan jarak yang signifikan, maka gempabumi akan terjadi.
2. Berasal dari kedalaman yang berbeda
Walaupun mungkin dampak yang dirasakan cukup kuat di permukaan, gempabumi ini tidak benar-benar berasal dari permukaan bumi itu sendiri melainkan bermula dari bawah permukaan.Gempabumi yang berbeda terjadi pada berbagai kedalaman. Sebagian berada tepat di bawah permukaan dan sebagian lainnya berada di dalam kedalaman hingga 800 km (500mil) di bawah permukaan.
Kendati demikian, mayoritas gempabumi yang terjadi berasal dari lokasi yang kurang dari 80 km (50mil) dari permukaan.
3. Gempa tidak dapat diprediksi
Tidak seperti hal nya cuaca, gempabumi tidak dapat diprediksi dan terjadi tanpa adanya tanda ataupun peringatan. Gempa bisa saja terjadi setiap saat.Namun dengan cara menganalisis data statistik, para ilmuwan dapat memberikan jarak dan rentang umum kemungkinan akan terjadinya gempa di daerah-daerah rawan gempa.
Misalnya, ilmuwan dapat mengandaikan bahwa ada kemungkinan dari 70% akan terjadi gempa di sepanjang garis patahan tertentu dalam 50 tahun kedepan.
4. Dampak gempa terhadap eksistensi kehidupan
Gempabumi memiliki potensi untuk "melenyapkan" jumlah tak terduga dari kehidupan. Berdasarkan Encyclopædia Britannica, gempabumi paling mematikan yang tercatat dalam sejarah adalah gempa yang melanda China pada tahun 1556.Korban yang ditimbulkan akibat gempa di China itu sendiri menewaskan lebih dari 800.000 jiwa. Kemudian pada tahun 1976, gempabumi juga telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa. Kebanyakan orang yang meninggal dikarenakan tertimpa reruntuhan bangunan.
5. Gempabumi berpotensi tsunami
Menurut UNESCO, hampir 90% tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya berada di dalam wilayah lautan.Tsunami terbentuk dikarenakan oleh gempa yang terjadi di dalam perut bumi dimana lempeng tersebut berada di bawah laut yang akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat.
Hal ini lah yang kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km/jam di lautan. Kemudian saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 km/jam.
Meskipun kecepatanya berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan dan hilangnya banyak nyawa.
6. Tidak semua gempabumi berbahaya
The US Geological Survey memperkirakan bahwa, terjadi sekitar 500.000 gempabumi di dunia setiap tahunnya. Namun, kebanyakan gempa tersebut berskala kecil dan lemah. Kemungkinan hanya sekitar seperlima dari gempa tersebut yang terasa oleh kita.Antisipasi Gempabumi
Photo by Kev Seto on Unsplash |
Nah, yang paling penting dari itu semua justru adalah antisipasi apa yang bisa kita lakukan sebelum, sesaat dan setelah terjadinya gempabumi. Berikut penjelasan resmi dari BMKG:
1. Sebelum gempabumi terjadi
- Pastikan struktur dan letak rumah terhindar dari bahaya gempabumi
- Evaluasi dan renovasi struktur bangunan agar terhindar dari bahaya gempabumi
- Kenali lingkungan kerja. Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat guna mengetahui tempat paling aman untuk berlindung
- Belajar P3K dan penggunaan alat pemadam kebakaran
- Catat nomor telepon penting yang bisa kamu hubungi ketika terjadi gempabumi
- Atur perabotan rumah (lemari, dll) agar menempel pada dinding (bisa dipaku, diikat dll) untuk menghindari jatuh, roboh atau bergeser pada saat terjadi gempabumi
- Simpan bahan yang mudah terbakar di tempat yang tidak mudah pecah untuk menghindari kebakaran
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan
- Sedapat mungkin tempatkan benda yang berat di bagian bawah
- Atur kestabilan benda yang tergantung agar tidak mudah jatuh (lampu dll)
- Selalu sedia dan siapkan kotak P3K, senter, radio,makanan suplemen dan air
2. Sesaat gempabumi terjadi
- Jika berada di dalam bangunan, lindungi badan dan kepala dari reruntuhan dengan cara bersembunyi di bawah meja dll
- Cari tempat paling aman dari goncangan dan kemungkinan tertimpa reruntuhan
- Lari ke luar apabila masih bisa dilakukan
- Berhenti, keluar serta turun dari mobil dan menjauh darinya
- Jika berada di area terbuka, hindari benda dan bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon dll
- Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah atau kebakaran
- Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami
- Hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran
3. Setelah terjadi gempabumi
- Keluar dengan tertib jika berada di dalam bangunan
- Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift. Gunakan tangga biasa
- Periksa sekitar, apakah ada yang terluka. Jika ada, segera lakukan P3K
- Telepon/mintalah pertolongan jika kamu atau orang di sekitar mengalami luka parah
- Pastikan area sekitar kamu tidak berpotensi kebakaran
- Periksa hal-hal yang membahayakan (matikan listrik, tidak menyalakan api dll)
- Jangan memasuki bangunan yang telah terkena gempa
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa karena bahaya gempa susulan masih ada
- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan)
- Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya
- Jangan panik. Selalu berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Esa demi keamanan dan keselamatan semuanya