Kaos Oblong, 19 Abad yang Lalu Sampai Sekarang
Tees (T-Shirt) — Saat ini, jenis pakaian t-shirt sudah sangat mudah untuk ditemukan. Mulai dari mall, toko dan outlet ternama hingga pasar tradisional, kamu bisa menemukan pakaian jenis ini.
T-shirt atau yang di kenal dengan sebutan kaos oblong ini ternyata punya sejarah yang cukup menarik lho, gaes. Mau tahu kan sejarah kaos oblong ini seperti apa?
Yuk! kita kembali ke abad 19 lalu untuk mengetahui sejarah dan awal mula adanya kaos oblong yang menjadi salah satu jenis pakaian paling digemari abad ini.
Tepatnya, kaos oblong ini mulai dikenakan oleh para tentara Amerika (U.S Navy) pada masa perang antara Spanyol dan Amerika, yaitu pada tahun 1913.
Namun sangat disayangkan, kaos oblong yang sering banget disingkat menjadi lebih keren dengan sebutan Tees ini tidak diketahui secara pasti terkait asal muasal penamaanya tersebut.
Tetapi, pendapat yang paling umum diterima adalah, nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau dikarenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai training shirt.
Meskipun begitu, pada tahun 1920, kata T-shirt telah menjadi bagian dari bahasa Inggris Amerika, dan kamu bisa menemukanya di Merriam-Webster Dictionary.
Pada saat itu juga, masyarakat umum belum mengenal yang namanya kaos atau T-shirt ini, apalagi digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Karena memang saat itu para tentara hanya mengenakan kaos oblong ini ketika sedang beristirahat atau dalam waktu santai dimana mereka tidak sedang menggunakan seragamnya, ataupun ketika udara terasa panas.
Selain itu, warna dan modelnya pun itu-itu saja, yaitu berwarna putih dan tidak ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan.
Jadi bisa dibilang kalau waktu itu kaos oblong ini tidak memiliki keistimewaan. Soalnya belum ada desain seperti kebanyakan kaos oblong saat ini.
Tepatnya pada tahun 1947, ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon "A Street Named Desire" karya Tenesse William di Broadway, AS.
T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Pada waktu itu penonton langsung berdecak kagum dan terpaku.
Meski demikian, ada juga penonton yang protes — yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, munculah polemik seputar kaos oblong pada saat itu.
Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong atau undershirt sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika.
Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong. Bahkan menganggap kaos oblong ini sebagai lambang kebebasan anak muda.
Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Disatu sisi, polemik tersebut justru semakin membuat kaos oblong kian populer dikalangan publik. Sehingga menarik perhatian sejumlah perusahaan konveksi, yang kemudian mulai memproduksinya.
Disamping itu, para produsen kaos oblong mulai mengembangkan kaos oblong dengan berbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran.
Seiring berjalanya waktu, citra kaos oblong pun semakin menanjak manakala Marlon Brando menjadi salah satu bintang iklan dari produk kaos oblong tersebut.
Dalam iklan yang dibintanginya tersebut, ia terlihat mengenakan kaos oblong yang dipadukan dengan celana jeans dan juga jaket kulit.
Dikarenakan maraknya polemik dan semakin mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat itulah, tepat pada tahun 1961, muncul sebuah organisasi yang menamakan dirinya sebagai "Underwear Institute".
Organisasi tersebut menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, "kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode."
Perlahan namun pasti, kaos oblong mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk pakaian dalam, tetapi juga menjadi pakaian luaran.
Meskipun sebenarnya kaos oblong ini sudah mulai menjadi bagian dari dunia fashion pada pertengahan tahun 1950-an.
Namun baru pada tahun 1960-an lah kaos oblong ini mulai benar-benar menjadi state of fashion ketika kaum hippies mulai merajai dunia.
Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan. Para hippies ini menggunakan kaos oblong sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total.
Disamping itu, para penggiat bisnis mulai menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi media promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik terdapat pada T-shirt.
Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu seperti hippies, komunitas punk, atau organisasi politik juga menyadari bahwa kaos oblong ini dapat menjadi media propaganda yang sempurna (selain dari medium yang telah ada).
Statement apapun dapat di cetak diatasnya. Tahan lama dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster (misalnya).
Dengan segala kesempurnaannya, kaos oblong tidak lagi menjadi sederhana. Namun jelas, secara fungsional, kaos oblong ini masih berperan sebagai sebuah kebutuhan sandang.
Tetapi dibalik itu semua, kaos oblong ini memiliki value atau nilai yang melebihi dari fungsi dasarnya. Desain T-Shirt yang terus berkembang sampai sekarang selaras dengan perkembangan manusia dan teknologi yang juga terus berkembang.
Photo by Parker Burchfield on Unsplash |
T-shirt atau yang di kenal dengan sebutan kaos oblong ini ternyata punya sejarah yang cukup menarik lho, gaes. Mau tahu kan sejarah kaos oblong ini seperti apa?
Yuk! kita kembali ke abad 19 lalu untuk mengetahui sejarah dan awal mula adanya kaos oblong yang menjadi salah satu jenis pakaian paling digemari abad ini.
Sejarah Kaos Oblong (T-shirt)
19 abad yang lalu, kaos oblong yang terbuat dari bahan yang ringan serta murah ini biasa dikenakan sebagai pakaian dalam oleh para tentara Inggris dan Amerika.Tepatnya, kaos oblong ini mulai dikenakan oleh para tentara Amerika (U.S Navy) pada masa perang antara Spanyol dan Amerika, yaitu pada tahun 1913.
US Merchant Marine sailor in 1944 — Via Wikipedia.org |
Tetapi, pendapat yang paling umum diterima adalah, nama T-shirt berasal dari bentuknya yang menyerupai huruf "T", atau dikarenakan pasukan militer sering menggunakan pakaian jenis ini sebagai training shirt.
Meskipun begitu, pada tahun 1920, kata T-shirt telah menjadi bagian dari bahasa Inggris Amerika, dan kamu bisa menemukanya di Merriam-Webster Dictionary.
Pada saat itu juga, masyarakat umum belum mengenal yang namanya kaos atau T-shirt ini, apalagi digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Karena memang saat itu para tentara hanya mengenakan kaos oblong ini ketika sedang beristirahat atau dalam waktu santai dimana mereka tidak sedang menggunakan seragamnya, ataupun ketika udara terasa panas.
Selain itu, warna dan modelnya pun itu-itu saja, yaitu berwarna putih dan tidak ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan.
Jadi bisa dibilang kalau waktu itu kaos oblong ini tidak memiliki keistimewaan. Soalnya belum ada desain seperti kebanyakan kaos oblong saat ini.
1947. Awal dari kepopuleran kaos oblong
Kaos oblong ini mulai populer di masyarakat ketika dikenakan oleh seorang aktor terkenal saat itu yaitu, Marlon Brando.Tepatnya pada tahun 1947, ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon "A Street Named Desire" karya Tenesse William di Broadway, AS.
Marlon Brando dalam A Streetcar Named Desire — Via Wikipedia.org |
Meski demikian, ada juga penonton yang protes — yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, munculah polemik seputar kaos oblong pada saat itu.
Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong atau undershirt sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika.
Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong. Bahkan menganggap kaos oblong ini sebagai lambang kebebasan anak muda.
Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.
Disatu sisi, polemik tersebut justru semakin membuat kaos oblong kian populer dikalangan publik. Sehingga menarik perhatian sejumlah perusahaan konveksi, yang kemudian mulai memproduksinya.
Disamping itu, para produsen kaos oblong mulai mengembangkan kaos oblong dengan berbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran.
Seiring berjalanya waktu, citra kaos oblong pun semakin menanjak manakala Marlon Brando menjadi salah satu bintang iklan dari produk kaos oblong tersebut.
Dalam iklan yang dibintanginya tersebut, ia terlihat mengenakan kaos oblong yang dipadukan dengan celana jeans dan juga jaket kulit.
Dikarenakan maraknya polemik dan semakin mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat itulah, tepat pada tahun 1961, muncul sebuah organisasi yang menamakan dirinya sebagai "Underwear Institute".
Organisasi tersebut menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, "kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode."
1961. Kaos oblong mulai diakui & menjadi bagian dari mode
Demam kaos oblong mulai terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun ini. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film nya yang berjudul Rebel Without A Cause, yang membuat eksistensi kaos oblong ini pun semakin kuat.Di tahun yang sama:
Hippies — Via wikipedia.org |
Namun baru pada tahun 1960-an lah kaos oblong ini mulai benar-benar menjadi state of fashion ketika kaum hippies mulai merajai dunia.
Hippie adalah sebuah kultur yang muncul di Amerika Serikat sekitar tahun pertengahan 1960an. Mereka biasa mendengarkan musik psychedelic rock.
Terkadang para hippie menggunaan nark*ba dan g*nja yang dapat memberikan mereka efek terbang sehingga merangsang imajinasi.
Psychedelic rock adalah salah satu jenis dari musik rock yang mencoba untuk menggambarkan orang yang sedang kecanduan.
Pada umumnya mereka terdiri dari alat musik gitar elektrik, khususnya yang hanya memiliki 12 string yang dijadikan sebagai 'jangle'-nya; menampilkan pula efek yang dibuat dalam suatu rumah studio.
Terkadang para hippie menggunaan nark*ba dan g*nja yang dapat memberikan mereka efek terbang sehingga merangsang imajinasi.
Psychedelic rock adalah salah satu jenis dari musik rock yang mencoba untuk menggambarkan orang yang sedang kecanduan.
Pada umumnya mereka terdiri dari alat musik gitar elektrik, khususnya yang hanya memiliki 12 string yang dijadikan sebagai 'jangle'-nya; menampilkan pula efek yang dibuat dalam suatu rumah studio.
— wikipedia.org
Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan. Para hippies ini menggunakan kaos oblong sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total.
Disamping itu, para penggiat bisnis mulai menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi media promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik terdapat pada T-shirt.
Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya.
Disaat yang bersamaan, kelompok-kelompok tertentu seperti hippies, komunitas punk, atau organisasi politik juga menyadari bahwa kaos oblong ini dapat menjadi media propaganda yang sempurna (selain dari medium yang telah ada).
Statement apapun dapat di cetak diatasnya. Tahan lama dan penyebarannya mampu melewati batas-batas yang tidak dapat dicapai oleh medium lain, seperti poster (misalnya).
Dengan segala kesempurnaannya, kaos oblong tidak lagi menjadi sederhana. Namun jelas, secara fungsional, kaos oblong ini masih berperan sebagai sebuah kebutuhan sandang.
Artikel terkait: