Setelah 2 Abad Lebih, Denim Tetap Eksis dan Digemari Sampai Sekarang
Denim merupakan salah satu item fashion sederhana dan biasa saja yang awalnya banyak digunakan oleh para pekerja kasar. Namun, denim sekarang ini telah menjadi salah satu pakaian unik yang mampu menyesuaikan diri dengan tren fashion yang ada seiring dengan perkembangan jaman, dan juga kebutuhan fashion.
Karenanya, denim dari 2 abad yang lalu hingga sekarang tetap saja eksis dan masih memiliki banyak penggemar setia. Bagi penulis sendiri, denim adalah salah satu produk pakaian yang paling menarik untuk diperhatikan dalam cara berpakaian.
Sehingga membuat penulis banyak mencari tahu informasi tentang denim itu sendiri. Mulai dari awal mula denim, sejarah denim, hingga perkembangan denim dari tahun ke tahun. Dari apa yang didapatkan selama ini, yaitu dengan cara mencari tahun informasi sana-sini, tersusunlah deretan sejarah terkait awal mula dan perkembangan dari celana denim itu sendiri. Berikut sejarahnya :
Imglop.com — Hangtown ( Placerville CA) California Gold Rush 1849
Pada tahun 1800-an, para penambang emas di Amerika sangat membutuhkan pakaian yang kuat dan tidak mudah robek saat digunakan untuk bekerja. Ya, tau sendiri kan? gimana kerasnya pekerjaan sebagai penambang, apalagi waktu itu teknologinya gak secanggih sekarang.
Bermula dari permintaan para penambang itu lah, ada seorang pria yang menanggapi keluhan para penambang tersebut. Singkat cerita, pria yang memiliki nama Leob Strauss itu mulai menyediakan pakaian yang dibutuhkan oleh mereka, dan kemudian dia memulai bisnis wholesale.
Gak sampe disitu, Leob bersama dengan penjahit Nevada memulai kerja sama dalam bisnis wholesalenya hingga kemudian mereka mematenkan ide mereka yakni dengan menambahkan rivet (paku) tembaga pada bagian stress point yang terdapat pada bagian celana denim.
Agar namanya mudah di ingat, Strauss pun kemudian mengubah namanya dari Leob Strauss yang terkesan sederhana menjadi Levi Strauss, inilah awal mula dari terciptanya merk Levi Strauss.
Kalo kamu termasuk salah satu penggemar film western yang berbau cowboy, pasti gak bakalan asing lagi dengan penampilan para cowboy yang seringkali mengenakan celana denim/jeans. Karena itu lah, dari dulu cowboy selalu dikaitkan dengan denim/jeans.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa, setiap tayangan yang ada di televisi terutama yang berkaitan dengan pakaian, memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku kita dalam berpakaian sehari-harinya. Hal ini tentu saja berdampak pada meningkatnya keinginan orang-orang untuk membeli dan menggunakan celana denim/jeans.
Pada masa ini, celana denim diproduksi dalam jumlah yang minim, imbas dari perang dunia ke dua. Namun di masa itu juga, tentara AS memperkenalkan celana denim/jeans kepada dunia dengan cara menggunakan denim sebagai pakaian santai dan nyaman untuk dipakai ketika mereka sedang bebas tugas.
Kemudia setelah masa perang berlalu, perusahaan pesaing seperti Wrangler dan Lee mulai bersaing dengan Levi's di pangsa pasar internasional.
Pada tahun ini, denim menjadi sangat populer dikalangan anak remaja. Ia menjadi simbol dari pemberontakan remaja yang di tayangkan dalam program televisi serta dalam sebuah film yang di bintangi oleh James Dean pada tahun 1955 yang berjudul 'Rebel Without a Cause' yang kemudian menjadikan denim sebagai simbol dari pemberontakan remaja tersebut.
Karenanya, sejumlah sekolah di AS waktu itu melakukan tindakan tegas dengan cara melarang siswa-siswi nya mengenakan denim ke sekolah.
Para produsen denim mulai membuat dan menciptakan berbagai desain dan gaya agar sesuai dengan tren fashion waktu itu. Mereka melakukan inovasi-inovasi dalam proses pembuatan celana denim/jeans dimulai dari:
Di tahun ini pula, celana denim/jeans sangat sulit untuk di dapatkan bagi sebagian dari mereka (Negara) yang Non-Barat, hal ini menjadikanya sebuah simbol akan 'Dekadensi Barat' atau kemunduran kala itu.
Pada era ini, tren mengenakan Bell-Bottom Jeans mulai banyak di gemari dan menjadi tren fashion saat itu, baik untuk pria maupun wanita. Celana ini memiliki ciri khas tersendiri yang terletak pada bagian leg opening nya yang melebar dengan keliling sebesar 18".
Di kita, Indonesia, celana ini dinamai apa hayoo?
Kalo disini, disebutnya cutbray.
Dan pada era ini pula, peraturan yang mengatur tentang perdagangan dunia mulai melonggar dan celana jeans mulai diproduksi dengan jumlah yang relatif banyak di beberapa 'sweatshop', di negara bagian Selatan.
Oleh karena para pekerjanya dibayar dengan sangat murah, maka celana jeans pun menjadi lebih murah dan tentunya lebih banyak lagi orang di negara bagian Selatan yang mengenakan jeans waktu itu.
Dan sekarang, celana jeans yang sebelumnya identik dengan para pekerja kasar menjadi salah satu item fashion yang digolongkan sebagai pakaian yang modis dan patut dimiliki oleh siapapun tanpa memandang status ataupun pekerjaanya.
Dan memang pada tahun ini, jarang sekali ditemukan orang yang mengenakan jeans, khususnya di AS sendiri. Mereka, para generasi muda lebih memilih mengenakan celana khaki, cargo, dan beberapa bahan lainya selain denim, karena mereka tidak ingin terlihat seperti orang tua mereka dalam hal berpakaian.
Namun denim tetap masih digemari, hanya saja mereka perlu cara dan inovasi baru dalam proses pembuatan celana jeans, seperti dalam bentuk, potongan, keaslianya, mengusung tema tertentu, dan detil-detil kecil lainya.
Jeans kembali dikenal dan mulai digemari lagi setelah desainer ternama seperti Chanel, Dior, Chloe dan Versace memasukan jeans ke dalam koleksi summer '99 milik mereka. Jeans telah kembali lagi kedunia fashion.
Mereka mengambil resiko yang kemungkinan akan terulang kembali di era 90-an dimana jeans mulai ditinggalkan. Namun waktu berkata lain, seiring berjalanya waktu dan perkembanganya di industri fashion.
Jeans tetap memiliki daya tarik tersendiri dan tetap banyak penggemarnya. Bahkan belakangan ini, telah banyak bermunculan merek-merek denim baru dengan inovasi-inovasi yang baru dan semakin menarik untuk diikuti.
Karenanya, denim dari 2 abad yang lalu hingga sekarang tetap saja eksis dan masih memiliki banyak penggemar setia. Bagi penulis sendiri, denim adalah salah satu produk pakaian yang paling menarik untuk diperhatikan dalam cara berpakaian.
Sehingga membuat penulis banyak mencari tahu informasi tentang denim itu sendiri. Mulai dari awal mula denim, sejarah denim, hingga perkembangan denim dari tahun ke tahun. Dari apa yang didapatkan selama ini, yaitu dengan cara mencari tahun informasi sana-sini, tersusunlah deretan sejarah terkait awal mula dan perkembangan dari celana denim itu sendiri. Berikut sejarahnya :
Tahun 1800-an, Penambang Emas dan Awal Mula Levi's
Imglop.com — Hangtown ( Placerville CA) California Gold Rush 1849
Pada tahun 1800-an, para penambang emas di Amerika sangat membutuhkan pakaian yang kuat dan tidak mudah robek saat digunakan untuk bekerja. Ya, tau sendiri kan? gimana kerasnya pekerjaan sebagai penambang, apalagi waktu itu teknologinya gak secanggih sekarang.
Bermula dari permintaan para penambang itu lah, ada seorang pria yang menanggapi keluhan para penambang tersebut. Singkat cerita, pria yang memiliki nama Leob Strauss itu mulai menyediakan pakaian yang dibutuhkan oleh mereka, dan kemudian dia memulai bisnis wholesale.
Wholesales adalah merchant wholesaler yang hanya menawarkan beberapa jasa kepada pemasok dan pelanggannya — Yahoo! Answers
Gak sampe disitu, Leob bersama dengan penjahit Nevada memulai kerja sama dalam bisnis wholesalenya hingga kemudian mereka mematenkan ide mereka yakni dengan menambahkan rivet (paku) tembaga pada bagian stress point yang terdapat pada bagian celana denim.
Agar namanya mudah di ingat, Strauss pun kemudian mengubah namanya dari Leob Strauss yang terkesan sederhana menjadi Levi Strauss, inilah awal mula dari terciptanya merk Levi Strauss.
Tahun 1930-an Era Cowboy
Montana, USA 1933Kalo kamu termasuk salah satu penggemar film western yang berbau cowboy, pasti gak bakalan asing lagi dengan penampilan para cowboy yang seringkali mengenakan celana denim/jeans. Karena itu lah, dari dulu cowboy selalu dikaitkan dengan denim/jeans.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa, setiap tayangan yang ada di televisi terutama yang berkaitan dengan pakaian, memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku kita dalam berpakaian sehari-harinya. Hal ini tentu saja berdampak pada meningkatnya keinginan orang-orang untuk membeli dan menggunakan celana denim/jeans.
Tahun 1940-an, Setelah PD-II
US servicemen in WWIIPada masa ini, celana denim diproduksi dalam jumlah yang minim, imbas dari perang dunia ke dua. Namun di masa itu juga, tentara AS memperkenalkan celana denim/jeans kepada dunia dengan cara menggunakan denim sebagai pakaian santai dan nyaman untuk dipakai ketika mereka sedang bebas tugas.
Kemudia setelah masa perang berlalu, perusahaan pesaing seperti Wrangler dan Lee mulai bersaing dengan Levi's di pangsa pasar internasional.
Tahun 1950-an, Simbol Pemberontakan Remaja
Teens RebellionPada tahun ini, denim menjadi sangat populer dikalangan anak remaja. Ia menjadi simbol dari pemberontakan remaja yang di tayangkan dalam program televisi serta dalam sebuah film yang di bintangi oleh James Dean pada tahun 1955 yang berjudul 'Rebel Without a Cause' yang kemudian menjadikan denim sebagai simbol dari pemberontakan remaja tersebut.
Karenanya, sejumlah sekolah di AS waktu itu melakukan tindakan tegas dengan cara melarang siswa-siswi nya mengenakan denim ke sekolah.
Tahun 1960-an, Inovasi dan Dekadensi
Carnaby Street, Circa, London 1968Para produsen denim mulai membuat dan menciptakan berbagai desain dan gaya agar sesuai dengan tren fashion waktu itu. Mereka melakukan inovasi-inovasi dalam proses pembuatan celana denim/jeans dimulai dari:
- Embroidered jeans,
- Painted jeans,
- Psychedelic jeans, dsb.
Pyschedelic disini lebih ke seni dalam menggunakan warna yang digunakan dalam proses pewarnaan kain denim
Di tahun ini pula, celana denim/jeans sangat sulit untuk di dapatkan bagi sebagian dari mereka (Negara) yang Non-Barat, hal ini menjadikanya sebuah simbol akan 'Dekadensi Barat' atau kemunduran kala itu.
Tahun 1970-an, Bell-Bottom Jeans dan Sweatshop
Late 1970s (1977-1979)Pada era ini, tren mengenakan Bell-Bottom Jeans mulai banyak di gemari dan menjadi tren fashion saat itu, baik untuk pria maupun wanita. Celana ini memiliki ciri khas tersendiri yang terletak pada bagian leg opening nya yang melebar dengan keliling sebesar 18".
Di kita, Indonesia, celana ini dinamai apa hayoo?
Kalo disini, disebutnya cutbray.
Dan pada era ini pula, peraturan yang mengatur tentang perdagangan dunia mulai melonggar dan celana jeans mulai diproduksi dengan jumlah yang relatif banyak di beberapa 'sweatshop', di negara bagian Selatan.
Sweatshop merupakan sebuah pabrik dimana hukum tidak diperdulikan dan para pekerja bekerja selama berjam-jam lamanya serta mewajibkan mereka untuk lembur dengan upah yang tidak sepadan.
Oleh karena para pekerjanya dibayar dengan sangat murah, maka celana jeans pun menjadi lebih murah dan tentunya lebih banyak lagi orang di negara bagian Selatan yang mengenakan jeans waktu itu.
Tahun 1980-an, Jeans Menjadi Produk Fashion Kelas Atas
Pada tahun ini, jeans kemudian menjadi produk fashion kelas atas. Perancang busana terkenal seperti Gucci mulai membuat denim/jeans dengan memakai label mereka sendiri. Pada era ini pula, semakin banyak jenis, model dan teknik yang digunakan dalam pembuatan celana denim/jeans oleh para pelaku industri pakaian. Alhasil, penjualan celana jeans pun semakin meroket karenanya.Baca Juga :
Tahun 1990-an, Resesi Industri
Terjadi resesi di industri jeans pada saat itu, sampai-sampai produsen jeans no.1, Levi Strauss & Co menutup 11 pabriknya disepanjang tahun ini karena menurunya tingkat permintaan terhadap produk mereka.Dan memang pada tahun ini, jarang sekali ditemukan orang yang mengenakan jeans, khususnya di AS sendiri. Mereka, para generasi muda lebih memilih mengenakan celana khaki, cargo, dan beberapa bahan lainya selain denim, karena mereka tidak ingin terlihat seperti orang tua mereka dalam hal berpakaian.
Namun denim tetap masih digemari, hanya saja mereka perlu cara dan inovasi baru dalam proses pembuatan celana jeans, seperti dalam bentuk, potongan, keaslianya, mengusung tema tertentu, dan detil-detil kecil lainya.
Tahun 2000 s/d Sekarang
Image via pixabay.comJeans kembali dikenal dan mulai digemari lagi setelah desainer ternama seperti Chanel, Dior, Chloe dan Versace memasukan jeans ke dalam koleksi summer '99 milik mereka. Jeans telah kembali lagi kedunia fashion.
Mereka mengambil resiko yang kemungkinan akan terulang kembali di era 90-an dimana jeans mulai ditinggalkan. Namun waktu berkata lain, seiring berjalanya waktu dan perkembanganya di industri fashion.
Jeans tetap memiliki daya tarik tersendiri dan tetap banyak penggemarnya. Bahkan belakangan ini, telah banyak bermunculan merek-merek denim baru dengan inovasi-inovasi yang baru dan semakin menarik untuk diikuti.